Senin, 19 Juli 2010

Sir, Manager is not Enough!


Menuju Transformational Leadership”
 “Act as a Leader, even if you are not a Market Leader!
It sounds Great!! Begitu percaya diri! Pernyataan ini kental dengan makna mengenai model kepemimpinan pada saat krisis menghampiri atau bahasa simple-nya “lo bukan siapa-siapa !”. Secara eksplisit, unsur optimisme dan impian (dream) dalam melihat masa depan pun terkandung di dalamnya. Saat kita membicarakan model kepemimpinan, banyak hal menarik yang bisa dijadikan pelajaran untuk kemudian dijadikan momentum perubahan. Dua orang ahli kepemimpinan, Kouzes dan Posner memiliki 5 (lima) model kepemimpinan (value creation), model ini dapat kita jadikan “share meaning” yang baik, apa itu ??.. let’s mention!
Change
Perubahan, ya perubahan!.. seorang Leader berani mengubah apa yang memang sudah sepantasnya dirubah karena dia melihat itu sebagai suatu inovasi dan improvement yang harus dilakukan (Change now or you die!). Beda Hal nya dengan manager yang biasanya cenderung “meneruskan” apa yang sudah berjalan karena dia takut atau tidak mampu menghadang akan datangnya resistancy di dalam ataupun diluar organisasi. Mereka lebih cenderung bermain aman agar selalu senantiasa pada comfort zone nya selama mungkin.

Dream
Selain change, seorang leader juga harus memliliki mimpi (dream). “eat, sleep, and dream” with the business/organization. Memimpikannya dengan perhitungan yang matang, cerdas, dan bertanggung jawab. Dan yang paling penting adalah

“You must have a passion, so you will have a dream”

Seolah kita sedang menggambarkan sketsa di langit yang biru tentang apa yang ingin dicapai, seorang manajer hanya bisa melihat persoalan hari ini, tapi susah membayangkan sesuatu yang akan dicapai di kemudian hari. Kita lihat Lee Kuan Yeuw (Mantan PM Singapura) yang membuat Singapura seperti sekarang ini, negara yang memiliki integritas dan reputasi Internasional yang sangat baik, masyarakatnya begitu maju, cerdas, dan kreatif. Itulah contoh mimpi yang dibangun sejak bertahun-tahun lama nya.

  
Empower
Selanjutnya seorang pemimpin harus berani memberdayakan orang lain, karena dia sadar tidak bisa melakukan segala sesuatu sendirian, tidak takut memberdayakan orang lain, termasuk anak buah. Tidak takut akan “kalah” dari orang lain. Karena dia pun memiliki umur yang terbatas dan akan ada regenerasi untuk melanjutkan estafet kepemimpinan di kemudian hari. Seorang pemimpin bukan hanya melakukan “delegation of authority” seperti yang dilakukan oleh manajer. Tapi malah mendorong orang lain termasuk bawahan untuk berkreasi.

“I trust you for your creativity, not only for routine work”

Janganlah menjadi orang yang hanya jadi “yes man”. Seorang Leader harus siap dibantah dan diap di-counter, biasanya ketika sedang membahas sebuah ide, biasanya ide-ide yang gila. Tapi bantahan itu bukan didasari oleh sifat “resistant” atau tidak mau berubah. Semuanya harus didasari pada “penguasaaan” masalah termasuk data, informasi, pengetahuan, termasuk rumor!

Ada sebuah contoh menarik dari sebuah perusahaan rokok Sampoerna ketika membuat para “penggelinting rokok” jadi pemain marching band dan dikirim ke disney land, sampoerna ingin menunjukkan bahwa “orang kecil” pun bisa melakukannya ketika diberi kesempatan. Bayangkan!! Ibu-ibu yang sudah berjasa untuk sampoerna berpuluh tahun dilatih menabuh drumband oleh pelatih-pelatih dari Amerika. Bahkan!!, naik kapal terbang dan keluar negeri pun belum pernah, sehingga ketika pakai sabuk pengaman seketika pesawat mau terbang, hampir semuanya (keluarga, jajaran direksi sampoerna) menangis terharu. Betapa dahsyatnya “empowerment” bukan!!

Model
Pemimpin berani menjadi contoh untuk yang lain. Bukan Cuma bisa ngomong thok! Sedang seorang manajer sering kali Cuma pintar pidato atau bikin slogan, tapi bukan menjadi contoh yang baik. Akibatnya, anak buah tidak percaya. Cuma takut karena kalah “authority”. Leader meminta semua orang menjadi kreatif dan berbeda tapi tentunya dia sendiri “super kreatif”.

“It’s better to be a little bit different than to be a little bit better”


Ide nya seolah ngk pernah habis. Seorang leader, berbeda dengan manajer. Tidak takut ditiru bahkan kepingin ditiru!! Bagitu ditiru atau diikuti orang lain, berarti dia sudah menunjukan jalan yang benar!.

Love
Terakhir adalah cinta!..

love what you do and do what you love!”

Syarat ini mutlak bagi seorang leader. Kemauan untuk melakukan empat hal sebelumnya (Change, Dream, Empower, dan Model) memang harus didasari kecintaan pada apa yang sedang dikerjakan, bukan hanya mengerjakan berdasarkan rutinitas dan mendapatkan popularitas. Semua dilakukan karena cinta, karena cinta bisa membuat kita mengerjakan sesuatu dari hati dan hatilah yang lebih mengetahui tingkat keikhlasan kita dalam bekerja!!..
BANGKITLAH INDONESIA.. JJJ



M Lingga Naashiruddin
Vice President of BEM FEUI 2010
 “always caring, more understanding

Tidak ada komentar: