Senin, 19 Juli 2010

Prophetic Leadership : “Umar bin Khattab"

“Kalau Rakyat mengalami kekenyangan, sayalah orang terakhir yang menikmatinya. Tapi jika mereka mengalami kelaparan, sayalah yang pertama merasakannya”
(Umar Bin Khattab)

Apakah masih ada saat ini pemimpin yang bisa berkata lantang seperti itu??..Nothing!.. Fakta yang terjadi bahkan sebaliknya, kenyangkan perut sendiri baru rakyat..huuhh.. Betapa mulianya pemimpin-pemimpin pada masa kenabian. Sebagai umat Islam, dimana kita telah diajarkan berbudi pekerti yang luhur, para pemimpin haruslah paham bagaimana cara terbaik menjalin hubungan dengan Tuhan secara vertikal, Allah swt (Hablu Minallah) dan sesama manusia secara horizontal (Hablu Minannas). Pemimpin yang hebat memiliki keseimbangan yang luar biasa pada 2 hal tersebut.

Seperti ilmu padi, “semakin berisi, semakin merunduk”.

Ada suatu kisah menarik pada masa pemerintahan Umar Bin Khattab, Suatu ketika Utbah bin Farqad (Gubernur Azerbaijan saat itu) disuguhi makanan oleh rakyatnya, kebiasaan itu sudah lazim dilakukan oleh rakyat kepada para pemimpinnya. Nama makanannya adalah ‘Habish’, terbuat dari minyak samin dan kurma. Sang Gubernur pun segera mencicipi makanan itu, sejenak dia berhenti mengunyah :

“Subhanallah! Betapa manis dan enak makanan ini, tentunya jika makanan ini kita kirimkan kepada Khalifah Umar bin Khattab di Madinah, dia pasti akan senang,” kata Utbah.

Kemudian ia memerintahkan rakyatnya membuat makanan tersebut, tentunya dengan kadar yang lebih mewah dan enak. Setelah makanan siap saji, sang gubernur memerintahkan anak buahnya ke Madinah dan membawa ‘habish’ untuk Khalifah Umar bin Khattab, sang khalifah segera membuka dan mencicipinya.

“Makanan apa ini?” Tanya Umar.
“Makanan ini namanya ‘Habish’. Makanan paling lezat di Azerbaijan,” jawab salah seorang utusan.
“Apakah seluruh Rakyat Azerbaijan bisa menikmati makanan ini?!!” tanya Umar lagi.
“Tidak, tidak semua bisa menikmatinya, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menikmatinya,” jawab utusan itu gugup.

Wajah Umar pun langsung memerah pertanda marah. Ia segera memerintahkan kedua utusan itu untuk membawa ‘habish’ ke Negerinya. Kepada Utbah ia menulis surat,

“.... Makanan semanis dan selezat ini bukan dibuat dari uang ayah dan ibu-mu!, kenyangkan perut rakyatmu dengan makanan ini, sebelum engkau mengenyangkan perutmu.”

Betapa hebatnya beliau dalam mendefinisikan arti kepemimpinan komprehensif, hal itu mungkin akan sangat sulit dijumpai pada zaman ini, namun kita belajar bagaimana sejarah mencatat pemimpin yang memiliki integritas, loyalitas, dan kredibilitas tinggi.

Umar adalah seorang teladan yang patut dicontoh dalam kebenaran dan keadilan. Dia sangat tunduk dengan aturan Kitabullah, seorang non-muslim pernah memuji nya “ Anda memerintah dengan adil sehingga rakyat aman, maka anda pun bisa tidur dengan tenang.”

Mungkin teman-teman pernah mendengar kisah seorang Ibu pemasak Batu, Ia memiliki anak yang sedang kelaparan ditengah malam, sampai2 untuk menghentikan tangisan lapar anaknya, sang ibu pun berpura-pura untuk memasak tapi yang dimasak adalah batu!!.. sangatlah tidak mungkin hal itu bisa terdeteksi tanpa adanya patroli keliling dari seorang Umar, yang setiap malam dingin menyedikitkan tidurnya untuk memeriksa keadaaan rakyat.
BANKITLAH PEMIMPIN MUDA INDONESIA!!..


“Pemimpin yang adil laksana seorang penggembala mengasihi gembalaannya. Ia membawa gembalaannya ke tengah padang rumput yang luas dan subur. Dia menjaganya agar tidak diterkam oleh binatang buas. Ia selalu mengawasinya agar tidak kelaparan dan kehausan”
(Hasan Al-Bashri)



M Lingga Naashiruddin
Vice President of BEM FEUI 2010
“always caring, more understanding”

Sir, Manager is not Enough!


Menuju Transformational Leadership”
 “Act as a Leader, even if you are not a Market Leader!
It sounds Great!! Begitu percaya diri! Pernyataan ini kental dengan makna mengenai model kepemimpinan pada saat krisis menghampiri atau bahasa simple-nya “lo bukan siapa-siapa !”. Secara eksplisit, unsur optimisme dan impian (dream) dalam melihat masa depan pun terkandung di dalamnya. Saat kita membicarakan model kepemimpinan, banyak hal menarik yang bisa dijadikan pelajaran untuk kemudian dijadikan momentum perubahan. Dua orang ahli kepemimpinan, Kouzes dan Posner memiliki 5 (lima) model kepemimpinan (value creation), model ini dapat kita jadikan “share meaning” yang baik, apa itu ??.. let’s mention!
Change
Perubahan, ya perubahan!.. seorang Leader berani mengubah apa yang memang sudah sepantasnya dirubah karena dia melihat itu sebagai suatu inovasi dan improvement yang harus dilakukan (Change now or you die!). Beda Hal nya dengan manager yang biasanya cenderung “meneruskan” apa yang sudah berjalan karena dia takut atau tidak mampu menghadang akan datangnya resistancy di dalam ataupun diluar organisasi. Mereka lebih cenderung bermain aman agar selalu senantiasa pada comfort zone nya selama mungkin.

Dream
Selain change, seorang leader juga harus memliliki mimpi (dream). “eat, sleep, and dream” with the business/organization. Memimpikannya dengan perhitungan yang matang, cerdas, dan bertanggung jawab. Dan yang paling penting adalah

“You must have a passion, so you will have a dream”

Seolah kita sedang menggambarkan sketsa di langit yang biru tentang apa yang ingin dicapai, seorang manajer hanya bisa melihat persoalan hari ini, tapi susah membayangkan sesuatu yang akan dicapai di kemudian hari. Kita lihat Lee Kuan Yeuw (Mantan PM Singapura) yang membuat Singapura seperti sekarang ini, negara yang memiliki integritas dan reputasi Internasional yang sangat baik, masyarakatnya begitu maju, cerdas, dan kreatif. Itulah contoh mimpi yang dibangun sejak bertahun-tahun lama nya.

  
Empower
Selanjutnya seorang pemimpin harus berani memberdayakan orang lain, karena dia sadar tidak bisa melakukan segala sesuatu sendirian, tidak takut memberdayakan orang lain, termasuk anak buah. Tidak takut akan “kalah” dari orang lain. Karena dia pun memiliki umur yang terbatas dan akan ada regenerasi untuk melanjutkan estafet kepemimpinan di kemudian hari. Seorang pemimpin bukan hanya melakukan “delegation of authority” seperti yang dilakukan oleh manajer. Tapi malah mendorong orang lain termasuk bawahan untuk berkreasi.

“I trust you for your creativity, not only for routine work”

Janganlah menjadi orang yang hanya jadi “yes man”. Seorang Leader harus siap dibantah dan diap di-counter, biasanya ketika sedang membahas sebuah ide, biasanya ide-ide yang gila. Tapi bantahan itu bukan didasari oleh sifat “resistant” atau tidak mau berubah. Semuanya harus didasari pada “penguasaaan” masalah termasuk data, informasi, pengetahuan, termasuk rumor!

Ada sebuah contoh menarik dari sebuah perusahaan rokok Sampoerna ketika membuat para “penggelinting rokok” jadi pemain marching band dan dikirim ke disney land, sampoerna ingin menunjukkan bahwa “orang kecil” pun bisa melakukannya ketika diberi kesempatan. Bayangkan!! Ibu-ibu yang sudah berjasa untuk sampoerna berpuluh tahun dilatih menabuh drumband oleh pelatih-pelatih dari Amerika. Bahkan!!, naik kapal terbang dan keluar negeri pun belum pernah, sehingga ketika pakai sabuk pengaman seketika pesawat mau terbang, hampir semuanya (keluarga, jajaran direksi sampoerna) menangis terharu. Betapa dahsyatnya “empowerment” bukan!!

Model
Pemimpin berani menjadi contoh untuk yang lain. Bukan Cuma bisa ngomong thok! Sedang seorang manajer sering kali Cuma pintar pidato atau bikin slogan, tapi bukan menjadi contoh yang baik. Akibatnya, anak buah tidak percaya. Cuma takut karena kalah “authority”. Leader meminta semua orang menjadi kreatif dan berbeda tapi tentunya dia sendiri “super kreatif”.

“It’s better to be a little bit different than to be a little bit better”


Ide nya seolah ngk pernah habis. Seorang leader, berbeda dengan manajer. Tidak takut ditiru bahkan kepingin ditiru!! Bagitu ditiru atau diikuti orang lain, berarti dia sudah menunjukan jalan yang benar!.

Love
Terakhir adalah cinta!..

love what you do and do what you love!”

Syarat ini mutlak bagi seorang leader. Kemauan untuk melakukan empat hal sebelumnya (Change, Dream, Empower, dan Model) memang harus didasari kecintaan pada apa yang sedang dikerjakan, bukan hanya mengerjakan berdasarkan rutinitas dan mendapatkan popularitas. Semua dilakukan karena cinta, karena cinta bisa membuat kita mengerjakan sesuatu dari hati dan hatilah yang lebih mengetahui tingkat keikhlasan kita dalam bekerja!!..
BANGKITLAH INDONESIA.. JJJ



M Lingga Naashiruddin
Vice President of BEM FEUI 2010
 “always caring, more understanding